Mengenal Jurusan Pendidikan Khusus, Satu-Satunya di Aceh

Jul 10, 2024 17 mins read

Program Studi Pendidikan Khusus UMMAH saat ini memiliki tiga program utama dalam memfasilitasi mahasiswa yang ingin menjadi calon guru professional di Sekolah Luar Biasa maupun di sekolah umum yang memberikan akses layanan pendidikan inklusif.

Mengenal Jurusan Pendidikan Khusus, Satu-Satunya di Aceh

Survei Ekonomi Nasional (Susenas)  tahun 2020, penyandang disabilitas di Indonesia tercatat berjumlah 28,05 juta jiwa. Jumlah ini setara 10,38 persen populasi nasional.  Dari data tersebut, Indonesia memiliki jumlah disabilitas tertinggi di Asia Tenggara menurut UNESCAP.

Namun, aksesibilitas  difabel di Indonesia masih diselimuti tantangan. Isu itu merambah salah satunya ke sektor pendidikan. Bank Dunia, pada tahun 2021, hampir 30 persen atau dari 2,2 juta anak difabel di Indonesia sebanyak 660.000 di antaranya belum dapat mengenyam pendidikan.

Menjawab persoalan itu,  sebagai salah satu upaya memenuhi kebutuhan pendidikan disabilitas, Universitas Muhammadiyah Mahakarya (UMMAH) Aceh berupaya melahirkan generasi-generasi tenaga pendidik untuk menunjang pendidikan difabel dengan adanya Program Studi Pendidikan Khusus (PKH), dimana prodi ini jadi satu-satunya penyelenggara pendidikan bagi calon guru pendidikan khusus yang berada di provinsi Aceh dan Sumatera Utara.

Rektor Universitas Muhammadiyah Mahakarya (UMMAH) Aceh, Dr. Muharrir, Lc, M.Ag, menyebutkan, UMMAH masih menjadi Universitas satu-satunya di Aceh yang memiliki program studi sarjana Pendidikan Khusus.

“Hal ini bertujuan sebagai upaya memfasilitasi kebutuhan dan tantangan Aceh ke depan dalam mengatasi kurangnya guru berlatar belakang pendidikan khusus yang mengajar di Sekolah Luar Biasa (SLB) maupun sekolah umum untuk implementasi pendidikan inklusif,” katanya.

Hal itu disampaikan Muharrir dalam acara pengukuhan pengurus Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Sekolah Luar Biasa (SLB) sekaligus penyerahan piagam penghargaan ajang talenta (FLS2N, O2SN, LKS) Jenjang Pendidikan Khusus Tingkat Provinsi Aceh, Minggu (7/7/2024).

Menurutnya, siswa difabel tetap bisa meraih prestasi meskipun memiliki keterbatasan selama diberikan fasilitas, motivasi, dan dukungan yang tepat.

“Saya merasa bangga melihat semangat dan bakat luar biasa yang dimiliki oleh para peserta didik dengan segala keterbatasan yang mereka miliki. Hal ini mengingatkan saya dengan dua mahasiswa kami yang difabel namun juga berprestasi,” ujarnya.

Dua mahasiswa yang dimaksud adalah Umi Mawaddah dan Faulisma Pidar. Umi merupakan mahasiswa disabilitas tuna rungu wicara yang baru-baru ini mendapat juara cabang lomba comic strip pada Pekan Seni Mahasiswa Daerah (PEKSIMIDA XVI) yang diselenggarakan oleh Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh,  Kamis (27/6/2024) lalu.

Sementara Faulisma, merupakan mahasiswa disabilitas netra (low vision) dengan prestasi cabang lomba tilawah pada perlombaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Provinsi Aceh tahun 2023.

Kedua mahasiswa tersebut merupakan mahasiswa Prodi Pendidikan Khusus UMMAH. Satu-satunya Prodi di Aceh yang bertujuan untuk mencetak lulusan yang memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mendidik anak berkebutuhan khusus.

Untuk mengatasi penyimpangan dan keterlambatan perkembangan yang dialami oleh anak- misalnya, mahasiswa di Prodi ini akan mempelajari materi Intervensi Dini, Ortopedagogik, Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus, dan Mata Kuliah Pendidikan Inklusif.

whatsapp-image-2024-07-10-at-091202jpeg.jpg

Ketua Prodi Pendidikan Khusus UMMAH, Robiansyah Setiawan, S.Pd., M.Pd menyebutkan, sarjana prodi ini diyakini kelak akan mampu berkiprah di berbagai sektor pendidikan khusus.

“Prodi ini memiliki beberapa mata kuliah peminatan, di antaranya mata kuliah pendidikan dan pembelajaran anak disabilitas netra, rungu, grahita, yang dirasa sangat penting sebagai tenaga pendidik khusus,” katanya, Selasa (9/7/2024).

Program Studi Pendidikan Khusus UMMAH saat ini memiliki tiga program utama dalam memfasilitasi mahasiswa yang ingin menjadi calon guru professional di Sekolah Luar Biasa maupun di sekolah umum yang memberikan akses layanan pendidikan inklusif.

“Adapun ketiga program secara umum tersebut diantaranya yaitu Program Kelas Reguler, Kelas Non-Reguler, dan Kelas Kerjasama,” kata Robi.

Lebih lanjut, ia menyebutkan program kelas regular dirancang dan ditujukan bagi calon mahasiswa yang ingin melanjutkan pendidikan dari tingkat Sekolah Menengah Atas/Kejuruan/ Sederajat dengan sistem perkuliahan konvensional.

Sementara program kelas non-reguler dirancang secara khusus dan fleksibel bagi calon mahasiswa yang sudah bekerja penuh waktu, sehingga memberikan kemudahan dalam mengikuti perkuliahan.

Selain itu, Prodi ini juga menyediakan program kelas kerjasama yang dirancang secara khusus melalui kerjasama dengan berbagai lembaga dan instansi, baik pemerintah maupun swasta, untuk memberikan kesempatan pendidikan bagi calon mahasiswa yang memiliki keterbatasan akses.

Kepala Dinas Pendidikan Aceh Martunis, S.T, D.E.A menyebutkan, pendidikan inklusi di Aceh diharapkan dapat terus berkembang salah satunya dengan kehadiran UMMAH sebagai satu-satunya Universitas dengan prodi Pendidikan Khusus.

“Dengan pertemuan  MKKS SLB dengan UMMAH mudah-mudahan dapat menciptakan kolaborasi untuk kemajuan pendidikan di Aceh terutama pendidikan inklusi,” katanya.

Share